Thursday, August 12, 2004

Ingin Selalu Kujumpai Engkau

Ingin selalu kujumpai engkau
Pada ribuan senja, saat engkau berdiri
Memapah setangkup langit mawar
Tak perlu terlalu dekat, tak perlu ada dekap
Atau menyelesaikan hasrat, itu bosan !
Mungkin aku hanya ingin menyapamu sebentar saja
Atau memberimu sekedar puisi-puisi halus
Atau sekedar menghabiskan bergelas-gelas arak
Meski tarianmu masih tetap akan membisu
Kuhayati awan-awan kaku, keluh kesah waktu
Serangga lagu-lagu, jalan-jalan buntu

Aku sudah mabuk sekarang, aku menatapmu
Tidak satu, tapi engkau seribu
Benda-benda bergoyang, mataku pecah di matamu
Wajahmu mengungsikan malam-malam yang jauh
Mengapa engkau harus sembunyi dari kedua bola matamu
Mengapa engkau harus menutup kedua telingamu
Mengapa engkau harus berlari dari jam-jam yang muram
Mengapa engkau harus menolak bunga yang dikirimkan Seorang Teman,
Mengapa harus ada kepalsuan
Yang memaksa kita untuk berkata tidak

Ingin selalu kujumpai engkau
Pada ribuan senja di dekat pohon itu
Meski engkau hanya sekedar bayang-bayang
Meski engkau hanya sebatas cerita lilin
Yang dipadamkan suara angin,
aku di sini
Tengah memendam kemilau lautan
Memuntahkan nyanyian yang belum selesai dilagukan


-Nina Minareli, 2002-
Kompas, 5 Juli 2002